#KKN-PPM UGM Semarak Tobadak 2025

Mahasiswa KKN-PPM UGM Paparkan Analisis Permasalahan Penanganan Sampah di Desa Mahahe dalam Forum Si Sapa Dinas Lingkungan Hidup, Mamuju Tengah

Sebagai bagian dari kontribusi nyata dalam mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih berkelanjutan, mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada yang ditempatkan di Desa Mahahe, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, turut berpartisipasi dalam Forum Proyek Perubahan Si Sapa (Sikat Sampah Plastik) yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mamuju Tengah pada pertengahan Juli 2025 lalu.

Forum tersebut menjadi ruang diskusi strategis lintas sektor yang dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan, di antaranya Sekretaris Daerah Kabupaten Mamuju Tengah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mamuju Tengah, perwakilan Bapperida, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), Kepala Desa Mahahe, serta perwakilan perusahaan kelapa sawit yang memiliki konsesi di wilayah sekitar. Mahasiswa KKN-PPM UGM berkesempatan menyampaikan langsung hasil observasi lapangan dan data survei yang telah mereka kumpulkan selama berminggu-minggu di Desa Mahahe.

Dalam pemaparannya, perwakilan mahasiswa menjelaskan kondisi pengelolaan sampah plastik di Desa Mahahe yang masih sangat memprihatinkan. Tidak tersedianya tempat pembuangan sementara (TPS), minimnya armada pengangkut, serta belum terbentuknya sistem pengelolaan sampah yang terorganisir menjadi hambatan utama. Berdasarkan hasil survei terhadap lebih dari 50 rumah di Dusun Sipatuo, mayoritas masyarakat menyatakan bersedia memilah sampah rumah tangga mereka dan mendukung adanya retribusi pengangkutan jika sistem yang jelas dan konsisten dapat diterapkan.

Berdasarkan temuan tersebut, mahasiswa KKN UGM merekomendasikan model penanganan yang mengedepankan pemberdayaan komunitas lokal melalui pembentukan kelembagaan bank sampah desa, pengolahan sampah organik menggunakan metode ember tumpuk, serta pemanfaatan limbah plastik menjadi ecobrick dan hasil daur ulang lainnya. Selain itu, integrasi dengan BUMDes dan potensi kerja sama CSR perusahaan sekitar juga disarankan untuk mendukung penyediaan sarana prasarana pengelolaan sampah.

DLH Mamuju Tengah menyambut baik paparan tersebut dan menegaskan bahwa Desa Mahahe akan menjadi salah satu lokus utama dalam proyek Si Sapa, dengan harapan dapat menjadi desa percontohan penanganan sampah plastik berbasis komunitas di wilayah Mamuju Tengah.

Kehadiran mahasiswa dalam forum tersebut bukan hanya sebagai bentuk pelibatan akademisi dalam isu pembangunan daerah, tetapi juga memperlihatkan pentingnya data lapangan dan partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan yang lebih kontekstual. Harapannya, kolaborasi lintas sektor ini dapat menjadi pijakan awal bagi terwujudnya sistem pengelolaan sampah yang lebih adil, partisipatif, dan berkelanjutan di masa depan.

Ingin mengetahui aktivitas di Desa Mahahe lebih banyak lagi?

Jelajahi Aktivitas Lainnya